Menjaga lingkungan membutuhkan perubahan dari semua bagian kehidupan seluruh anggota masyarakat. Tidak hanya membuang limbah dengan baik dan melestarikan keanekaragaman hayati, namun kita juga harus mengawasi pola konsumsi kita. Baik dari segi jumlah maupun jenis barang yang dikonsimsi tidak boleh membahayakan alam. Oleh karena itu, istilah-istilah seperti “organik” dan “vegetarian” memiliki hubungan dengan upaya- upaya pelestarian alam. PBB menghitung bahwa ternyata hewan yang diternak untuk dagingnya menyumbangkan sekitar 18% emisi kepada total emisi dunia. Peternakan yang tidak berkelanjutan juga merusak hutan dan menghasilkan limbah-limbah berbahaya yang tidak bisa terurai. Sama halnya dengan perkebunan atau pertanian non-organik yang menyumbangkan residu pestisida yang akan meracuni seluruh rantai makanan di setiap ekosistem yang dilewatinya.
Untuk menyampaikan permasalahan genting ini kepada seluruh lapisan masyarakat, Climate Change Seminar for IPCC 31th Plenary Session mengangkat tema “Vegan Organic : Way to Prosperity”. Seminar ini diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam kerjasama dengan Supreme Master Television Jakarta Indonesia di hari Kamis 22 Oktober 2009 bertempat di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta. Seminar ini bukan acara yang berdiri sendiri namun merupakan pelengkap dari IPCC 31th Plenary Session in Bali o¬n 26-29 October 2009.
Mewakili generasi muda Indonesia, Sahabat Alam menghadiri acara ini untuk menyuarakan ide-ide dan komitmen dari generasi muda untuk memiliki gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Satu-satunya jalan untuk menghentikan peternakan dan pertanian yang tidak organik dan berkelanjutan adalah bila tidak ada permintaan akan produk-produk hasilnya. Dengan begitu, tidak hanya lingkungan terlindungi dari emisi tambahan dan limbah berbahaya, tetapi kesejahteraan petani dan konsumen bisa ditingkatkan.